Covid-19 RI Bikin Ngeri tapi Sentimen ke Rupiah Membaik

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah mencatat pelemahan 3 hari beruntun melawan dolar Amerika Serikat (AS) hingga perdagangan Jumat (16/7/2021). Meski demikian, sepanjang pekan ini rupiah masih mampu menguat 0,21% ke Rp 14.495/US$.

Mata Uang Garuda sebenarnya sudah membukukan penguatan 2 pekan beruntun, sebab minggu lalu mampu menguat tipis 0,03% sekaligus mengakhiri pelemahan 3 pekan beruntun. Rupiah mampu menguat back-to-back secara mingguan meski kasus penyakit virus corona (Covid-19) di Indonesia masih belum berhenti mencatat rekor tertinggi.

Meski demikian, sentimen terhadap rupiah justru membaik. Hal tersebut terlihat dari survei 2 mingguan yang dilakukan Reuters.


Dalam survei tersebut, posisi jual (short) rupiah menurun dibandingkan dua pekan lalu.

idrFoto: Datawrapper

Survei tersebut menggunakan skala -3 sampai 3, angka negatif berarti pelaku pasar mengambil posisi beli (long) mata uang Asia dan jual (short) dolar AS. Semakin mendekati -3 artinya posisi long yang diambil semakin besar.

Sementara angka positif berarti short mata uang Asia dan long dolar AS, dan semakin mendekati angka 3, semakin besar posisi short mata uang Asia.

Survei terbaru yang dirilis Kamis (16/7/2021) menunjukkan angka untuk rupiah di 0,23, lebih baik dari 2 pekan lalu 0,36%.

Dibandingkan mata uang lainnya, hanya sentimen terhadap rupiah yang membaik. Won Korea Selatan yang dua pekan lalu spekulan masih mengambil posisi beli (long) dengan angka -0,29, tetapi dalam survei terbaru berbalik menjadi jual (short) dengan angka 0,27%. Hal yang sama juga terjadi terhadap dolar Taiwan.

Dari 9 mata uang yang disurvei Reuters, hanya yuan China yang masih mendapat posisi long, meski menurun menjadi -0,15 dari sebelumnya -0,29.


HALAMAN SELANJUTNYA >>> Pelaku Pasar Sudah Mengantisipasi Perpanjangan PPKM Mikro Darurat?

0 Response to "Covid-19 RI Bikin Ngeri tapi Sentimen ke Rupiah Membaik"

Post a Comment